a. Analgetik narkotik; termasuk golongn ini: morfin, heroin, dan sebangsanya.
b. Obat-obat yang tergolong depresan umum, misalnya obat-obat golongan barbiturat, hypnotik sedatif yang lain dan alkohol.
c. Obat-obat yang tergolong sympathomimetica susunan saraf pusat, yaitu amphetamine dan derivat-derivatnya.
d. Nikotin.
e. Obat atau bahan yang tergolong cannabinoid (marihuana).
f. Obat yang tergolong psychadelics atau halusinogen, misalnya L.S.D. dan sebangsanya.
Selain timbulnya gejala-gejala putus obat yang membahayakan kerja mengemudi, biasanya para pecandu obat-obat tersebut mempunyai (memendam) masalah-masalah sosial yang membuat mereka cenderung untuk mengalami kecelakaan ( accident pfone ).
5. Polifarmasi dalam pengobatan sekarang sudah jamak dilakukan, baik obat kanker hati tersebut sudah dicampur oleh pabrik meqiadi obat jadi atau diracik di apotek atas perintah dokter, ataupun beberapa obat dimakan sekaligus atas petunjuk dokter. Pemakaian beberapa opat sekaligus menimbulkan persoalan iateraksi obat, yang mungkin menguntungkan bagi pemakainya, tetapi seballknya mungkin pula merugikan Interaksi dapat terjadi sejak obat-obat masuk kedalam badan sampai akan dikeluarkan oleh tubuh. Yang penting ialah efek apa yang akan dominan dalam campuran itu Hal ini merupakan masalah yang tersendiri. Efek kombinasi beberapa obat untuk sebagian telah diketahui, namun masih banyak yang merupakan tanda tanya. Misalnya pemakaian phenylbutazone, suatu obat anti-rematoid, bersama-sama dengan acetohexamide, suatu obat-antidiabetes. Ternyata phenylbutazone menurunkan pengeluaran metabolit acetohexamide yang juga mempunyai efek hipoglikemik, sehingga penderita mungkin mengalami sirock hipoglikemik karena phenylbutazone dan w
arfarin keduanya terikat dalam protein plasma, terutama oleh albumin.
Tetapi rupanya phenylbutazone mempunyai afinitas yang lebih kuat dari warfarin, sehingga pemberian kedua obat itu bersama-sama akan mengakibatkan warfarin terdesak dari ikatannya dengan plasma, dan menjadi bentuk yang bebas. Apabila dosis warfarin tidak dikurangi maka warfarin yang berada dalam bentuk bebas mer\iadi lebih banyak, sehingga mungkin akan menimbulkan perdalahan. Apabila hal ini terjadi dalam waktu mengemudi mungkin dapat membahayakan jalannya kendaraan. Kombinasi alkohol dengan obat-obat psiko tropik banyak diberikan pada binatang percobaan, misalnya amitriptylene dengan alkohol akan memperpanjang loss of righting reflexes ; juga kombinasi chlorpromazine dengan alkohol, dan diazepam dengan alkohol.
b. Obat-obat yang tergolong depresan umum, misalnya obat-obat golongan barbiturat, hypnotik sedatif yang lain dan alkohol.
c. Obat-obat yang tergolong sympathomimetica susunan saraf pusat, yaitu amphetamine dan derivat-derivatnya.
d. Nikotin.
e. Obat atau bahan yang tergolong cannabinoid (marihuana).
f. Obat yang tergolong psychadelics atau halusinogen, misalnya L.S.D. dan sebangsanya.
Selain timbulnya gejala-gejala putus obat yang membahayakan kerja mengemudi, biasanya para pecandu obat-obat tersebut mempunyai (memendam) masalah-masalah sosial yang membuat mereka cenderung untuk mengalami kecelakaan ( accident pfone ).
5. Polifarmasi dalam pengobatan sekarang sudah jamak dilakukan, baik obat kanker hati tersebut sudah dicampur oleh pabrik meqiadi obat jadi atau diracik di apotek atas perintah dokter, ataupun beberapa obat dimakan sekaligus atas petunjuk dokter. Pemakaian beberapa opat sekaligus menimbulkan persoalan iateraksi obat, yang mungkin menguntungkan bagi pemakainya, tetapi seballknya mungkin pula merugikan Interaksi dapat terjadi sejak obat-obat masuk kedalam badan sampai akan dikeluarkan oleh tubuh. Yang penting ialah efek apa yang akan dominan dalam campuran itu Hal ini merupakan masalah yang tersendiri. Efek kombinasi beberapa obat untuk sebagian telah diketahui, namun masih banyak yang merupakan tanda tanya. Misalnya pemakaian phenylbutazone, suatu obat anti-rematoid, bersama-sama dengan acetohexamide, suatu obat-antidiabetes. Ternyata phenylbutazone menurunkan pengeluaran metabolit acetohexamide yang juga mempunyai efek hipoglikemik, sehingga penderita mungkin mengalami sirock hipoglikemik karena phenylbutazone dan w
arfarin keduanya terikat dalam protein plasma, terutama oleh albumin.
Tetapi rupanya phenylbutazone mempunyai afinitas yang lebih kuat dari warfarin, sehingga pemberian kedua obat itu bersama-sama akan mengakibatkan warfarin terdesak dari ikatannya dengan plasma, dan menjadi bentuk yang bebas. Apabila dosis warfarin tidak dikurangi maka warfarin yang berada dalam bentuk bebas mer\iadi lebih banyak, sehingga mungkin akan menimbulkan perdalahan. Apabila hal ini terjadi dalam waktu mengemudi mungkin dapat membahayakan jalannya kendaraan. Kombinasi alkohol dengan obat-obat psiko tropik banyak diberikan pada binatang percobaan, misalnya amitriptylene dengan alkohol akan memperpanjang loss of righting reflexes ; juga kombinasi chlorpromazine dengan alkohol, dan diazepam dengan alkohol.